Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Diakses via Internet, Aksara Jawa Diharapkan Tak Punah

Kompas.com - 05/12/2020, 19:26 WIB
Aprillia Ika

Editor

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Aksara jawa diharapkan tak punah tergantikan dengan Bahasa Indonesia atau bahasa lainnya. Sehingga, peran digitalisasi jadi penting.

Pengelola Nama Domain Internet Indonesia menilai, butuh banyak website dengan konten beraksara jawa untuk bisa memuluskan pendaftaran aksara Jawa agar bisa diakses dilaman internet.

"Website beraksara jawa ini diharapkan dapat membantu untuk meyakinkan ICANN (Lembaga Internet Dunia) bahwa aksara jawa masih tetap eksis digunakan hingga saat ini," kata Muhamad Shidiq Purnama, Chief Registry Officer Pengelola Nama Domain Internet Indonesia, melalui rilis ke Kompas.com, Sabtu (05/12/2020).

Baca juga: Sultan Usulkan Digitalisasi Aksara Jawa ke Kominfo

Pihaknya bersama komunitas pegiat Aksara Jawa di Yogyakarta dan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang tergabung dalam tim Juri sebelumnya telah membuat lomba website aksara Jawa.

Mereka juga sudah menentukan pemenangnya. Yakni Didin Ahmad Zaenudin keluar sebagai juara pertama, lalu April Nugroho sebagai juara kedua dan Bagus Aji Pamungkas sebagai juara ketiga.

Pembagian hadiah diberikan 5 Desember 2020 yang diserahkan langsung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X kepada para pemenang lomba.

Baca juga: Nenek Rasiti Rela Serahkan Naskah hingga Tongkat Kuno Warisan Keluarganya ke Pemerintah

Sebelumnya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X mengusulkan digitalisasi aksara Jawa ke Menkominfo.

Pasalnya, Sri Sultan tak mau bahasa ibu punah dan tergantikan dengan Bahasa Indonesia.

Sri Sultan menyampaikan, pihaknya telah mengusulkan untuk digitalisasi aksara Jawa tidak hanya untuk Provinsi DIY saja tetapi juga ada provinsi-provinsi lainnya agar bahasa ibu tidak terlupakan oleh masyarakat.

"Kalau untuk aksara Jawa (digitalisasi) kami juga pernah mengusulkan, jadi ini tidak hanya jawa tapi juga dari provinsi lain juga ada sehingga harapan saya jangan sampai bahasa ibu ini kalah dengan bahasa indonesia," katanya saat menerima kunjungan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, di Kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (16/10/2020).

Sri Sultan khawatir jika bahasa ibu tidak dilestarikan maka yang terjadi adalah tidak ada lagi masyarakat lokal yang menggunakan bahasa ibunya.

Dengan cara digitalisasi diharapkan dapat sehingga tidak ada yang menjaga aksara jawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com